Sabtu, 06 Desember 2008

Tarot Reading Part 2: Basic 3 Card Spread

Setelah anda terbiasa membaca tarot untuk diri anda sendiri, mulailah membacakan tarot untuk oang lain. Umumnya, untuk orang lain, penanya akan melihat anda sebagai pembaca tarot yang bonafit (baca: pembaca tarot yang ahli alias pro) apabila untuk permulaannya anda menggunakan tebaran 3 kartu (3 card spread) atau lebih. Don’t ask me why, ntah kenapa para penanya umumnya beranggapan begitu.

Untuk cara pembacaan awalnya, banyak yang bilang kalau kartu tarot harus pembaca sendiri (bukan penanya) yang mengocok, di potong oleh pembaca tarot sendiri, menebar kartunya sendiri, dan kemudian membacakan apa yang keluar dalam tebaran tersebut sebagai bacaan untuk penanya.

Actually, gak musti begitu.

Untuk cara pembacaannya, setiap pembaca tarot umumnya memiliki aturan yang berbeda-beda. Yang bisa gw katakan disini adalah, anda memiliki aturan sendiri dan tidak perlu mengikuti aturan orang lain.

Cause Tarot is all about yourself.

Gw sendiri saat membaca orang lain, justru meminjamkan deck saya ke orang tersebut, membiarkan mereka mengocok sendiri decknya, dan kemudian mengarahkan orang tersebut untuk mengambil kartu secara bebas (tentunya diambil terbalik dan orang tersebut sebelumnya tidak tahu, kartu apa yang diambil). Inti dari itu adalah, style gw dalam membaca tarot (tentunya terserah kalian mau mengikuti atau tidak) adalah membiarkan penanya untuk ‘mencari’ sendiri jawabannya dengan bantuan alat kartu tarot, dan gw cuma sebagai orang yang membantu membaca tebaran kartu tersebut.

Kemudian, setelah mengocok kartu (entah oleh anda sendiri, maupun oleh penanya), penanya mengambil beberapa kartu secara acak. Karena di post ini membahas mengenai tebaran 3 kartu (3 card spread), maka jumlah kartu yang diambil secara acak adalah sebanyak 3 kartu.

Ketiga kartu tersebut dapat ditebar sesuai keinginan anda. Umumnya diletakan sejajar seperti gambar dibawah ini.



Sedangkan untuk interpretasi, semua itu juga tergantung kepada anda. Interpretasi yang sering dipakai pun bisa bermacam-macam, tergantung dari apa yang ditanyakan. Beberapa contohnya adalah:

Alternatif 1:
Posisi 1: kondisi masa lalu
Posisi 2: kondisi masa sekarang ini
Posisi 3: nasihat untuk kedepannya (atau bisa juga prediksi masa depan)

Alternatif 2:
Posisi 1: faktor yang merupakan sumber masalah
Posisi 2: sikap penanya dalam menghadapi masalah tersebut
Posisi 3: nasihat untuk kedepannya

Alternatif 3:
Posisi 1: Sikap penanya dalam menghadapi masalah tersebut
Posisi 2: Hal-hal/ faktor yang penanya tidak ketahui mengenai masalah tersebut
Posisi 3: nasihat untuk kedepannya

Dan masih banyak lagi alternatif lainnya; yang penting interpretasikan posisi-posisi tersebut sesuai dengan keinginan anda.

Untuk lebih jelasnya, saya berikan contoh tebaran 3 kartu.

Seorang wanita dengan usia dipertengahan 20an tahun, sebut saja misalnya si Yuna, bertanya kepada saya: dia mau menikah dan apakah pasangan dia yang sekarang merupakan jodohnya dia atau merupakan pilihan yang tepat buat dia?

Dari pertanyaan tersebut, gw arahkan sedemikian rupa sehingga pertanyaannya berubah menjadi:
“Apa yang perlu Yuna ketahui sebelum menikah dengan pasangannya?”

Dari pertanyaan tersebut, gw tentukan kalau yuna cukup memakai tebaran 3 kartu. Gw pinjemin decknya ke Yuna, meminta Yuna mengocok kartu sambil memikirkan pertanyaan tersebut sampai dia merasa sudah sreg dengan kocokannya, kemudian meminta Yuna mengambil kartu secara acak dan meletakkannya dalam format 3 kartu tersebut.

Dari tebaran kartu tersebut, saya menentukan bahwa:
Posisi 1: Sikap penanya dalam menghadapi masalah tersebut
Posisi 2: Hal-hal/ faktor yang penanya tidak ketahui mengenai masalah tersebut
Posisi 3: nasihat untuk kedepannya

Sedangkan kartu yang keluar di tebaran tersebut:
Posisi 1: III: THE EMPRESS
Posisi 2: 9 OF SWORD
Posisi 3: II: THE HIGH PRIESTESS

Interpretasi saya atas tebaran tersebut:

Sikap penanya dalam menghadapi masalah tersebut (dalam hal ini, sikapnya dalam menghadapi perikahan).
Yuna sangat tertarik dan menantikan hari-hari pernikahan tersebut. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan pasangannya dan sudah memiliki segudang rencana mengenai apa yang akan dia lakukan setelah menikah nanti seperti apa yang akan dia lakukan saat bulan madu, berapa anak yang ingin dia lahirkan, apa yang akan ia lakukan untuk suaminya nanti menjelang pergi dan pulang kantor, juga berbagai rencana lainnya.

Hal-hal/ faktor yang penanya tidak ketahui
Yuna tidak sadar karena meskipun dia sangat menanti hari-hari indahnya itu, dalam lubuk hatinya, masih banyak keragu-raguan yang tidak bisa dia jelaskan. Intinya dia sangat senang dan menantikan hari pernikahan tersebut, namun juga sekaligus khawatir apakah pernikahannya berjalan lancar, apakah dia bisa menjadi istri yang baik, dsb. Dalam hal ini, kekhawatiran tersebut masih sangat wajar bagi pasangan yang menjelang menikah. Namun beban pikiran tersebut jangan sampai berlebihan dan mengganggu kesehatan psikis dan fisiknya.


Nasihat untuk kedepannya
Yuna tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa karena semua akan berjalan baik-baik saja. Memang kedepannya, Yuna akan mengetahui kelebihan dan kekurangan suaminya iu secara lebih mendalam. Namun hal-hal tersebut belum waktunya Yuna ketahui untuk saat ini. Karena seiring dengan waktu, mental Yuna akan terasah sebagai istri dan saat dia mengetahui plus-minus suaminya itu, Yuna sudah bisa menerimanya ketimbang bila dia tahu saat ini juga.

Bila anda lihat-lihat lagi, sebenarnya bila anda cerna baik-baik, tidak ada yang berbau mistis bukan? Apapun yang saya katakan, semuanya dalam bentuk kalimat terbuka dimana sebenarnya bisa saja berlaku untuk semua pasangan yang menjelang menikah. Semua pasangan yang menjelang menikah tentunya memiliki berbagai beban pikiran negatif karena suatu hal yang tidak pasti. Dan semua pasangan suami istri tentunya juga akan semakin mengetahui kelebihan dan kekurangan pasangannya seiring dengan waktu mereka hidup bersama.

Dengan demikian, memang Tarot itu mayoritas adalah psikologis. Namun menurut pendapat pribadi gw, kita menggunakan tarot untuk menyadari apa yang tidak kita sadari.

Jawaban dari semua pertanyaan dalam hidup kita sebenarnya sudah ada.

Hanya saja, kita mau menyadari itu atau tidak.

Semua itu berbalik kepada diri kita sendiri.

Tidak ada komentar: